Dan aku bersyukur lagi
Aku
menaiki bus yang berhenti di depanku. Aku duduk di samping seorang
wanita muda dan cantik. Kemudian aku berpikir seandainya aku memiliki
paras seperti dia, rambut yang indah dan kulit yang putih mulus. Ah..
kenapa Tuhan tidak adil yah, keluhku.
Namun,
tak berapa lama ia beranjak untuk turun bus tetapi aku tersentak ketika
aku melihat wanita itu menggunakan bahasa isyarat untuk menjelaskan
bahwa ia hendak turun di halte berikutnya. Wanita itu ternyata seorang
tunawicara.
Ohh
Tuhan, ternyata aku jauh
lebih beruntung masih dapat berbicara (bahkan lebih dari , satu bahasa). Aku bahkan dapat berjalan, bernafas, bergerak, masih banyak orang-orang lain yang tidak bisa beraktifitas dengan bebas karena keterbatasan fisik mereka.
lebih beruntung masih dapat berbicara (bahkan lebih dari , satu bahasa). Aku bahkan dapat berjalan, bernafas, bergerak, masih banyak orang-orang lain yang tidak bisa beraktifitas dengan bebas karena keterbatasan fisik mereka.
Di
sepanjang perjalanan pulang aku memikirkan pekerjaan hari ini, betapa
melelahkannya setiap hari harus berangkat pagi dan pulang malam. Bertemu
dengan atasan, teman-teman, dan pekerjaan yang sama setiap hari.
Aku
menatap jalanan yang basah oleh hujan dan melihat seorang pria berusia
lanjut sedang mendorong gerobak dagangannya tanpa memakai jas
hujan/pelindung hujan untuk tubuhnya. Aku jadi berpikir berapa banyak
pendapatannya setiap hari? Entahkah dia sudah makan atau belum karena
terlihat dagangannya masih banyak, berapa jauh dia harus berjalan setiap
harinya?
Aku
tersentak kembali mengingat bahwa aku masih beruntung memiliki pekerjaan
dengan penghasilan tetap setiap bulannya. Duduk di ruangan ber-AC dan
jam kerja tetap.
Aku merenungkan hal ini sampai tiba di rumah.
Di
rumah adalah saat di mana bertemu dengan mama yang cerewet, papa yang
cuek, dan adik yang jutek. Terkadang aku berpikir mengapa lahir di
keluarga seperti ini, kenapa tidak lahir di keluarga yang hangat,
perhatian, dan harmonis.
Namun,
ketika aku melihat tayangan di televisi aku sadar bahwa aku harus
bersyukur masih memiliki keluarga yang mengasihiku apa adanya. Dan
setelah ucapan syukur aku naikkan kepadaNya aku dapat melihat setiap hal
yang aku miliki dan aku alami dengan pandangan yang berbeda. Aku dapat
melihat bahwa ternyata banyak hal positif dari setiap kejadian.
Ooh Tuhan ampuni aku karena mengeluh, mengeluh, dan mengeluh.
Namun, hari ini aku mau terus bersyukur, bersyukur, dan bersyukur lagi.
*ketika
kita senantiasa mengucap syukur, Allah memberikan anugerah kepada kita
untuk dapat melihat setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita dari
sudut pandangNya*
Sumber : HTcom
Posting Komentar